SISTEM
INFORMASI PERENCANAAN
Dalam GIS ada 2 sistem koordinat yang biasa digunakan, yaitu koordinat geografi (GCS) dan UTM (Universal Transverse Mercator) / sistem koordinat proyeksi.
SISTEM KOORDINAT GEOGRAFI
![http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ab/WorldMapLongLat-eq-circles-tropics-non.png/450px-WorldMapLongLat-eq-circles-tropics-non.png](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Sistem
koordinat geografi digunakan
untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis
bujur.
GCS merupakan sistem koordinat yang mengacu terhadap bentuk bumi sesungguhnya yakni mendekati bola (ellipse). Posisi objek di permukaan bumi didefinisikan berdasarkan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude).
Garis lintang adalah garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan equator/garis khatulistiwa. Sedangkan Garis bujur adalah garis horizontal yang mengukur sudut suatu titik dengan titik nol bumi yakni Greenwich di London Britania Raya. Unit satuan dari GCS adalah derajat.
![http://img525.imageshack.us/img525/8676/gcs.png](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.gif)
Garis
lintang (latitude)
terbagi menjadi dua yakni Lintang Utara (00 s/d 900)dan
Lintang Selatan (00 s/d -900). Garis bujur (longitude) juga terbagi
menjadi dua yakni Bujur Barat (00 s/d 1800) dan Bujur
Timur (00 s/d -1800).
Penulisan koordinat pada GCS mengikuti kaidah dalam sistem koordinat kartesius yakni x,y dengan titik (0,0) pada perpotongan garis khatulistiwa dan greenwich. Garis lintang merepresentasikan posisi y dan garis bujur merepresentasikan posisi x. Unit satuan GCS bisa juga ditulis dalam DMS (Degree Minute Second) dengan 1 derajat = 60 menit dan 1 menit = 60 detik.
![http://ahmadirfanaw.files.wordpress.com/2011/12/652px-latitude_and_longitude_of_the_earth-svg.png?w=630&h=328](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
Suatu
titik di Bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan kedua pengukuran
tersebut.
Misal : 6° 10′ 12.9” Lintang Selatan (LS) 106°
49′ 27.0” Bujur Timur (BT) adalah lokasi dari “Istana Merdeka”
Pembacaan : “Enam derajat, sepuluh menit, dua belesa koma sembilan detik Lintang Selatan. Seratus enam derajat, empat puluh sembilan menit, duapuluh tujuh koma nol, Bujur Timur”
Setiap
60 detik, nilai menit naik satu angka, begitu juga setelah nilai menit
berjumlah 60, nilai derajat naik satu angka. begitu seterusnya.
Ada tiga jenis format koordinat yang digunakan di GPS
· hddd.ddddd°= Degrees.degrees
(derajat koma derajat)
· hddd°mm.mmm’= Degrees
minutes.minutes (derajat menit koma menit)
· hddd°mm’ss.s”= Degrees minutes
seconds.seconds (derajat menit detik koma detik)
kita bebas memilih
yang mana, karena nilainya sama hanya beda penulisan. akan tetapi yang paling
praktis adalah jenis yang nomer 1. yaitu ”derajat koma derajat”
Untuk mengkonversi jenis kordinat hddd°mm’ss.s” ke kordinat hddd°mm.mmm’ dan ke koordinat hddd.ddddd° adalah dengan cara sebagai berikut :
Contoh :
6°
10′ 12.9” Lintang Selatan (LS) 106° 49′ 27.0” Bujur Timur (BT)
Konversi
ke koordinat hddd°mm.mmm’ :
6° (10+12.9/60)’ = 6° 10.215′ LS
106° (49+27.0/60)’ = 106° 49.45′ BT
Konversi ke koordinat hddd.ddddd° :
6+((10/60)+(12.9/3600))° = 6.17025° LS
106+((49/60)+(27.0/3600))° = 106.824167° BT
Konversi koordinat hddd.ddddd° ke koordinat hddd°mm.mmm’ :
6.17025° = 0,17025*60% = 0,10215
dua angka dibelakang koma dipisah dengan titik sehingga menjadi 0,10.215 kemudian angka 0 diganti dengan angka di depan koma (dalam contoh ini 6) maka hasil akhirnya 6° 10.215′
Lintang Selatan dan Bujur Barat juga dapat ditulis dengan nilai “Negatif” sehingga koordinat “Istana Merdeka” di atas dapat ditulis juga : -6.17025, 106.824167
SISTEM PROYEKSI KOORDINAT
Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona.
Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter.
Proyeksi ini menjadi dasar koordinat sistem global yang pada awalnya dikembangkan untuk keperluan militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas.
Sehingga, zona 1 pada koordinat UTM dimulai dari 1800 BB-1740BB, kemudian dilanjutkan dengan zona 2 yang dimulai dari 1740BB-1680 BB, zona 3 dimulai dari 1680 BB-1620 BB, dst sedangkan untuk batas lintang dibagi berdasarkan nilai 8 derajat.
Untuk Indonesia yang berada pada posisi 900BT - 1440BT dan 110LS - 60LU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3zPEHTvrlienaAKjoWC5_vW1cE4U7hmAehs7Hna8Bi7KZ7pIDXo01GcPwxHEwev3rymM3vDfMh8zL5ZYiipQ0mV3L_-SvAUokq0eRZPpvY4UJD0UEI5jvetDFaeIdq5wXhl0NKuJebzk/s320/UTM_Zone.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg)
UTM
merupakan sistem proyeksi silinder, konform, secant, transversal. Dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala 1.
- Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri.
- Perbesaran di meridian tengah = 0,9996.
- Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS.
Pada Gambar 96 berikut
ditunjukkan perpotongan silinder terhadap bola bumi dan gambar XYZ menujukkan
penggambaran proyeksi dari bidang datum ke bidang proyeksi.
![http://www.crayonpedia.org/wiki/images/e/e7/Pemetaan96.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg)
![http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/6e/Pemetaan97.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.jpg)
Pada
kedua gambar tersebut, ekuator tergambar sebagai garis lurus dan meridian-meridian
tergambar sedikit melengkung. Karena proyeksi UTM bersifat konform, maka
paralel-paralel juga tergambar agak melengkung sehingga perpotongannya dengan
meridian membentuk sudut siku. Ekuator tergambar sebagai garis lurus dan
dipotong tegak lurus oleh proyeksi meridian tengah yang juga terproyeksi
sebagai garis lurus melalui titik V dan VI. Kedua garis ini digunakan sebagai
sumbu sistem koordinat (X,Y) proyeksi pada setip zone.
Sistem
grid pada proyeksi UTM terdiri dari garis lurus yang sejajar meridian tengah.
Lingkaran tempat perpotongan silinder dengan bola bumi tergambar sebagai garis
lurus. Pada daerah I, V, II dan III, VI, IV gambar proyeksi mengalami
pengecilan, sedangkan pada daerah IA, IIB, IIIC dan IVD mengalami perbesaran.
Garis
tebal dan garis putus - putus pada gambar menunjukkan proyeksi
lingkaranlingkaran melalui I, II, III dan IV yang tidak mengalami distorsi
setelah proyeksi.
GEOREFERENSI
Georeferensi merupakan proses untuk membawa citra/image ke dalam sistem koordinat tertentu (projected maupun geographic). Proses ini biasanya digunakan pada data peta raster hasil scanning sebelum didigitasi. Proses georeferensi juga biasa disebut proses registrasi citra.
Langkah-langkah
:
1.
Klik Add Data
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/a.png](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.jpg)
2. Pada dialog Add Data
pilih data raster yang akan di-register.
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/b.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.jpg)
3.
Muncul dialog Create pyramids. Klik Yes.
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/c.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.jpg)
4. Muncul
peringatan bahwa data tidak memiliki informasi spatial reference (sistem koordinat).
Klik OK.
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/d.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.jpg)
5.
Peta raster otomatis muncul di layar.
6.
Tambahkan toolbar georeferensi. Klik menu View – Toolbars – Georeferensi.
7.
Klik tool Zoom In, kemudian klik pada peta 3x sehingga tampilan peta membesar.
8.
Klik menu Window – Magnifier sehingga muncul jendela pembesar.
9.
Atur tampilan sehingga pojok kiri atas berada di tengah data view, kemudian
drag window Magnifier tepat di tengah pojok peta.
10.
Klik tombol Add Control Points di toolbar Georeferensi
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/f.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image022.jpg)
11.
Klik tepat pada pojok kiri atas peta , kemudian klik-kanan di sembarang tempat.
Pilih option Input X and Y ...
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/g.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.jpg)
12. Pada dialog Enter Coordinates isikan nilai yang sesuai
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/h.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image026.jpg)
13.
Ulangi proses nomor 11 – 12 untuk tiap pojok / tempat lain yang diketahui nilai
koordinatnya dalam sistem koordinat tertentu.
Perhatikan :
Setelah memberikan titik kontrol yang ke-2 gambar peta di layar akan menghilang. Hal ini disebabkan karena pilihan Auto Adjust aktif sehingga peta langsung ditransformasi dengan kedua titik kontrol tasi. Untuk menampilkan kembali : klik dropdown Georeferensi – Fit to Display
Setelah memberikan titik kontrol yang ke-2 gambar peta di layar akan menghilang. Hal ini disebabkan karena pilihan Auto Adjust aktif sehingga peta langsung ditransformasi dengan kedua titik kontrol tasi. Untuk menampilkan kembali : klik dropdown Georeferensi – Fit to Display
Isikan
nilai berikut untuk ketiga pojok yang lain
14.
Klik menu View – Data Frame Properties ...
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/j.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.jpg)
15.
Pada dialog Data Frame Properties pilih tab Coordinate System. Dari daftar
sistem koordinat pilih Predefined -Geographic Coordinate Systems – World – WGS 1984. Kemudian klik OK.
sistem koordinat pilih Predefined -Geographic Coordinate Systems – World – WGS 1984. Kemudian klik OK.
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/k.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image031.jpg)
16. Klik dropdown Georeferensi – Rectify ...
17.
Pada dialog Rectify isikan nilai Cell Size (optional) dan Output Raster hasil
rektifikasi.
rektifikasi.
![http://i1199.photobucket.com/albums/aa468/qhazrand/l.jpg](file:///C:\Users\dila\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image033.jpg)
18.
Klik OK.
Jika koordinat titik kontrol untuk registrasi peta dalam
satuan DMS (Degree,Minutes, Seconds) harus dikonversi ke format Decimal Degree.
Contoh : 120˚ 15’30”= 120 + 15/60 + 30/3600 = 120.2583
Contoh : 120˚ 15’30”= 120 + 15/60 + 30/3600 = 120.2583